A. Pemimpin yang MACHO
Dahulu kala, ketika belum terjadi revolusi informasi yang luar biasa seperti yang terjadi beberapa dasawarsa ini, hampir semua organisasi yang sukses dan kemudian menjadi besar berkembang menjadi sangat birokratis dan pemimpin organisasi besar ini semakin berorientasi kepada Komando dan Kontrol .
Pemimpin organisasi seperti ini kita sebut saja sebagai PEMIMPIN yang MACHO.
Pemimpin macho artinya Pemimpin yang menggunakan gaya “comMAndo dan COntrol” dalam memimpin perusahaan.
Memimpin perusahaan sebelum abad revolusi Informasi tersebut memang lebih sederhana, semua hal dapat diprediksikan dengan sedikit kesalahan, perubahan yang terjadi tidak terlalu cepat dan dramatis seperti saat ini.
Ketika komando digulirkan oleh puncak pimpinan, maka pelaksanaan komando tersebut sampai selesai kepada jajaran terbawah organisasi, masih sesuai dengan perubahan yang terjadi, sehingga tidak banyak kegagalan yang terjadi yang mengakibatkan tujuan organisasi tersebut tidak dapat dicapai dengan baik.
Demokratisasi dalam segala bidang, tidak terkecuali, demokratisasi pengelolaan perusahaan, kemudian pertumbuhan teknologi yang luar biasa yang didorong oleh revolusi teknologi informasi, juga merebaknya kapitalisme dunia serta munculnya masalah-masalah Oversupply telah menghasilkan resultan yang menciptakan perubahan yang mengguncang dunia .
Akibatnya memimpin perusahaan di lingkungan bisnis dunia yang kacau, membingungkan, penuh dengan kontradiksi dan dilema seperti yang terjadi saat ini adalah sangat sulit bagi pemimpin yang bergaya “MACHO”.
Tapi untuk menemukan orang yang mampu untuk memimpin dalam lingkungan dunia bisnis yang selalu berubah sangatlah sulit , karena kebanyakan diantara kita tumbuh dan berkembang dalam organisasi birokratis tersebut.
Organisasi yang birokratis mempunyai ciri-ciri seperti pembagian pekerjaan yang ketat atas pekerja, spesialisasi bidang pekerjaan setiap karyawan, hierarki jabatan, dan masih banyak lagi tingkatan-tingkatan lainnya.
Sekarang ini adalah masa-masa yang sulit bagi pemimipin sebuah organisasi bisnis. Kita telah banyak menyaksikan pemimpin yang terdepak di beberapa organisasi saat ini , salah satu alasanya adalah salah penempatan dan arogansi pemimpin tersebut, tetapi alasan lainnya adalah : Kebanyakan organisasi mengalami kesulitan mencari orang yang tepat sebagai pemimipin di sebuah lingkungan dunia bisnis yang senantiasa berubah dengan cepat.
Mengapa kebanyakan organisasi tidak berhasil menciptakan para pemimpinya dengan baik?
Sebagian jawabannya adalah kebanyakan organisasi, saat perubahan terjadi, tidak menghargai perilaku yang melontarkan banyak pertanyaan, tetapi justru menghargai karyawan yang mengikuti aturan.
George Bernard Shaw mengatakan: “Semua perubahan besar diciptakan oleh orang-orang yang berperilaku tidak masuk nalar yang kemudian merubah dunia, dan Akhirnya orang-orang yang bernalarpun mengikuti dunia yang telah berubah”.
Kenapa Orang-orang yang sukses di organisasi (birokratis yang sukses) dimasa lalu, sangat sulit mengulang sukses organisasi di masa depan ?
Jawaban yang bisa menjelaskan adalah merubah perilaku individu yang sukses dimasa lalu merupakan persoalan sendiri yang sulit dipecahkan.
Orang yang pernah sukses dimasa lalu, hampir dipastikan akan merasa bahwa cara diterapkan saat sukses dulu, akan membuat dia sukses dimasa yang akan datang.
Menantang Status Quo, terutama ketika anda telah sukses, merupakan hal yang sulit dilakukan.
Roberto Goizuita, CEO dari Coca Cola pernah berkata kepada para manajernya:
“ Jika anda berpikiran dapat sukses menjalankan bisnis pada sepuluh tahun mendatang dengan cara sepuluh tahun silam, itu mustahil. Agar anda sukses, Anda harus merusak masa kini.”
B. Dari kartu Sekop (“COP”) ke kartu AS (“ACE”)
Jim Sellman & Roger Evered seorang konsultan manajemen di California menggambarkan paradigma gaya kepemimipinan tradisional tersebut dengan singkatan yang terdiri dari tiga huruf yaitu “COP” , atau dalam bahasa inggris singkatan tersebut terdengar sebagai nama kartu dalam permainan bridge yaitu kartu sekop ( COP).
COP tersebut yang merupakan singkatan dari Control (Kendali), Order (perintah atau komando ), dan Predict (perkiraan).
Kemudian mereka menjelaskan paradigma organisasi masa depan digambarkan dalam sebuah singkatan yang terdiri dari tiga huruf yaitu “ACE” atau dalam bahasa inggris singkatan tersebut terdengar sebagai nama kartu dalam permainan bridge yaitu kartu As.
ACE tersebut merupakan singkatan dari Acknowledge (mengakui), Create (mencipta) dan Empower (memberdayakan).
Acknowledge (mengakui)
Pemimpin masa kini mesti mengakui sumber dayanya, khususnya sumber daya manusianya, dengan menciptakan perasaan tentang “sasaran bersama” yang memerlukan dukungan dan bahkan dedikasi semua orang dalam organisasi.
Acknowledgement atau Pengakuan banyak sekali berkaitan dengan semangat dan perasaan sebagai bagian dari sebuah Team. Organisasi-organisasi besar tidak dapat mengelak untuk mengembangkan diri bersama visi bersama,
Visi bersama dapat mengangkat aspirasi orang lain. Bekerja menjadi bagian dari pengejaran atas tujuan yang lebih besar yang terangkum dalam produk dan layanan.
Create (mencipta)
Pemimpin masa kini harus bisa menciptakan sebuah budaya yang dapat membebaskan ide-ide yang mengeram dalam diri orang-orang yang ketakutan dalam organisasinya. Pemimpin semacam ini mencurahkan perhatian untuk menemukan persoalan, bukan sekedar memecahkan persoalan.
Pemimpin masa sekarang dapat menerima kekeliruan, bahkan kegagalan, karena mereka mengetahui bahwa kegagalan dan kekeliruan ini akan memberi pelajaran yang jauh lebih banyak daripada pelajaran dari kesuksesan.
Pemimpin yang efektif bisa menciptakan Organisasi yang bisa belajar dan bersifat adaftif dan kreaktif. Organisasi semacam ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan persoalan, betapapun sulitnya, sebelum terjadi krisis.
Organisasi tersebut dapat mengalirkan berbagai ide dan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan persoalan mereka . mereka tidak takut untuk menguji berbagai solusi yang mungkin dapat dipakai.
Mungkin dengan menggunakan program percontohan , dan akhirnya, Organisasi semacam itu memberikan berbagai kesempatan untuk bercermin dan mengevaluasi tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan dimasa lalu.
Empower (Memberdayakan)
Memberdayakan mencakup perasaan yang didapat orang bahwa mereka merupakan pusat segala sesuatu, bukan pelapis luar.
Dalam sebuah organisasi yang dipimpin efektif, setiap orang merasa memberikan sumbangan bagi sukses yang diraih bersama.
Para individu yang telah diberdayakan percaya bahwa yang mereka lakukan penting dan berarti bagi tercapainya tujuan bersama dalam organisasi.
Mereka hidup dalam budaya menghormati yang membuat mereka benar-benar mengerjakan berbagai hal tanpa lebih dahulu harus meminta persetujuan dari sosok yang dianggap sesepuh.
Organisasi yang telah diberdayakan dicirikan dengan adanya kepercayaan dan komunikasi seluruh system.
Apapun bentuk akhir dari masa depan itu, organisasi yang akan berhasil adalah yang menganggap serius keyakinan bahwa keunggulan kompetitif mereka terletak pada pengembangan dan pertumbuhan orang-orang yang berada didalamnya.
Dan pemimpin yang membimbing organisasi semacam itu akan berbeda dengan pemimpin yang selama ini sering kita temui diorganisasi masa lalu. Mereka bukan master apalagi seorang komandan.
C. Menjadi pemimpin yang MACHO menjadi MAESTRO
Jenis pemimpin yang diperlukan organisasi masa kini dan yang akan datang bukanlah pemimpin yang otokrasi, tetapi seorang pemimpin yang bertindak sebagai fasilitator.
Mereka adalah apresiator ide-ide yang mencuat , pemimpin tersebut bukan menjadi sumber ide , bukan seperti seorang master.
Pemimpin semacam itu menyadari bahwa pada dasarnya kedudukan mereka adalah sebagai pelatih .
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Max DePree, “Anda harus melepaskan Ego Anda demi munculnya bakat orang-orang lain di organisasi yang anda pimpin”.
Pemimpin efektif menyadari bahwa belajar secara berkesinambungan, menemukan diri mereka sepanjang perjalanan, adalah sangat penting. Mereka lapar pengetahuan, mereka belajar dari segala posisi. Karakter serta pengetahuan mereka pun berkembang.
Lihatlah Jack Welch, CEO General Electric, “Coba lihat,” ia pernah berkata :
“Saya harus memiliki keberanian saat mengambil alih GE , dulu pemasukan kami sekitar US$ 25 Milyar, sekarang penghasilan kami US$65 Milyard. Kini kami memiliki perusahaan yang seperti kami inginkan, dan seperti yang diinginkan semua orang. Kini saya dapat menjadi pelatih dan fasilitator.”
Jack welch belajar sepanjang perjalanan dan menjadi pemimpin yang sangat efektif. Dia menyadari, jika dia ingin mempertahankan orang-orang yang terbaik dan paling cerdas, jika ia menginginkan perusahaan mendasarkan diri pada ide, Inovasi, dan kegiatan belajar, dia harus menjadi seorang pelatih, Sosok yang membuat orang lain menampilkan permainan terbaiknya, yang memunculkan ide-ide terbaik mereka.
Itulah inti dari semuanya, ide. Lihatlah negara dan wilayah yang dijuluki dengan empat naga kecil : Taiwan, Hongkong , Korea Selatan dan Singapura . Mereka tidak memiliki sumber daya Alam yang memadai, tapi bagi mereka teknologi terbarupun bagi mereka dapat mereka ikuti dalam waktu sekejap. Apa yang mereka miliki adalah kemampuan untuk memanfaatkan Sumber Daya Manusianya, mendayagunakan otak mereka, itulah yang sebenarnya diperlukan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.