Memilih Profesi : Menjadi Landak
The fox knows many things, but the hedgehog knows one big thing. Archilochus (7th-century b.c.e.)
Sebuah buku berjudul Good to Great yang terbit tahun 2001 memberikan wawasan baru bagaimana sebuah perusahaan bisa menjadi luar biasa. Ada lima ciri yang ditemukan oleh Jim Collins dan timnya dari riset selama 5 tahun terhadap 28 perusahaan terpilih yang diseleksi dari 1400 lebih perusahaan. Salah satu yang menarik adalah ‘konsep landak’ (Hedgehog Concept).
Kebanyakan kita adalah rubah (fox) yang mempunyai banyak talenta. Karena itu kita melakukan apa saja dan menyukai apa saja sehingga luput untuk mendapatkan apa yang paling penting dan unik dari diri kita. Perusahaan yang bertindak seperti rubah tidak pernah berhasil menjadi perusahaan besar, demikian kesimpulan penelitian Jim Collins. Justru perusahaan yang menemukan bertindak seperti landaklah yang bisa menjadi perusahaan hebat (great company). Saya kira demikian pula halnya dengan perjalanan hidup seseorang.
Kebanyakan orang mampu melakukan berbagai hal, sehingga tidak menemukan kontribusi unik dirinya yang dapat menghasilkan prestasi luar biasa.
Jim Collins dan tim nya memberi tiga kriteria bagi suatu keunikan yang dapat menjadikan perusahaan (dan juga individu) untuk menjadi ‘great’ :
1. Bisa menjadi yang terbaik. Apa yang Anda bisa menjadi yang terbaik di dunia? Hal yang sama pentingnya adalah apa yang Anda tidak bisa menjadi yang terbaik di dunia. Kebanyakan kita bisa sesuatu, namun kita tahu tidak akan menjadi yang terbaik dalam sesuatu itu. Intuisi kita tahu, kita bisa menjadi yang terbaik di bidang lain, tapi terkadang kita takut untuk berpindah dari apa yang sudah kita lakukan sekarang. Bisa pada suatu hal tidak berarti dapat menjadi yang terbaik dalam hal itu. Sebaliknya, apa yang kita yakin kita bisa menjadi yang terbaik, boleh jadi saat ini belum kita kuasai penuh ilmunya. Yang penting adalah menemukan apa yang kita bisa menjadi yang terbaik di bidang itu.
2. Menemukan kunci dimana bisa mendapatkan laba terbesar. Dengan menemukan di mana laba terbesar berada, maka strategi perusahaan dapat diarahkan ke bagian tersebut. Terkadang laba didapat dari marjin keuntungan yang besar, terkadang dari volume yang besar. Contohnya, rental komputer mendapatkan laba bukan dari sewa komputer yang hanya Rp 1000,- per jam, tapi justru dari printer yang Rp 500,- per lembar. Bayangkan kalau ada mahasiswa mencetak tugas akhir, berapa pendapatan dari printer tersebut? Lebih besar daripada sewa komputer. Dengan menemukan kunci laba maka akan terjamin berlangsungnya keunggulan, karena uang adalah ‘energi’ bagi banyak hal di kehidupan masa kini.
3. Sesuatu yang Anda cintai untuk melakukannya. Anda punya ‘passion’ di sana. Kuncinya bukan berusaha menumbuhkan ‘passion’ tapi menemukan apa yang Anda punya ‘passion’ di situ.
Dalam bahasa Jim Collins :
To quickly grasp the three circles, consider the following personal analogy. Suppose you were able to construct a work life that meets the following three tests.
First, you are doing work for which you have a genetic or God-given talent, and perhaps you could become one of the best in the world in applying that talent. (“I feel I was just born to be doing this.”)
Second, you are well paid for what you do. (“I get paid to do this? Am I dreaming?”)
Third, you are doing work you are passionate about and absolutely love to do, enjoying the actual process for its own sake. (“I look forward to getting up and throwing myself into my daily work, and I really believe in what I’m doing.”)
If you could drive toward the intersection of these three circles and translate that intersection into a simple, crystalline concept that guided your life choices, then you’d have a Hedgehog Concept for yourself.
Biar mudah dipahami akan saya berikan contoh sederhana. Tentu Anda kenal Hermawan Kertajaya, ahli marketing pendiri MarkPlus. Dulunya dia guru SMA, lalu berpindah menjadi konsultan marketing perusahaan rokok, lalu akhirnya terjun menjadi konsultan marketing. Untuk itu dia mengambil kuliah Harvard jarak jauh, dan terus mendalami marketing hingga menjadi yang terbaik di bidangnya. Hermawan menemukan ‘konsep landak’ bagi dirinya.
Seperti halnya Hermawan, Ary Ginanjar Agustian juga mempunyai perjalanan hidup yang mirip. Sebelumnya dia adalah dosen, lalu menjadi sales produk pager dan security box, lalu melakukan lompatan besar setelah merumuskan konsep ESQ. Ini menunjukkan bahwa apa yang kita sedang tekuni sekarang boleh jadi bukan konsep landak bagi kita, ada sesuatu di luar sana yang bisa menjadi konsep landak bagi kita. Maka, teruslah mencari.
Seringkali yang terjadi adalah kita menyukai sesuatu, bisa menjadi yang terbaik, tapi sayang tidak dapat menemukan dimana uangnya. Atau kita bisa mendapat uang dari sesuatu, bisa menjadi yang terbaik, tapi tidak punya passion. Terkadang pula punya passion, ada uangnya, tapi tidak bisa menjadi yang terbaik. Menjadi tantangan untuk menemukan hal yang memiliki ketiga ciri tersebut sekaligus.
Waktu kita di dunia ini terbatas. Bila memang Anda ingin memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini sekarang lah saatnya untuk mulai mencari kontribusi unik yang dapat membuat Anda menjadi sosok istimewa. Saya juga sama, masih terus mencari…
* sebenarnya sih, menurut saya rubah juga sudah menemukan ‘konsep landak’ yang paling cocok bagi dirinya, yaitu .. ya jadi rubah!
Anda dapat membaca tulisan Jim Collins di Hedgehog Concept. Tulisan lain yang menarik adalah The Fox and the Hedgehog.
Good to Great, by Jim Collins
Are You a Hedgehog or a Fox?
Chapter 5, pages 90–91
The fox is a cunning creature, able to devise a myriad of complex strategies for sneak attacks upon the hedgehog. Day in and day out, the fox circles around the hedgehog’s den, waiting for the perfect moment to pounce. Fast, sleek, beautiful, fleet of foot, and crafty—the fox looks like the sure winner. The hedgehog, on the other hand, is a dowdier creature, looking like a genetic mix-up between a porcupine and a small armadillo. He waddles along, going about his simple day, searching for lunch and taking care of his home.
The fox waits in cunning silence at the juncture in the trail. The hedgehog, minding his own business, wanders right into the path of the fox. “Aha, I’ve got you now!” thinks the fox. He leaps out, bounding across the ground, lightning fast. The little hedgehog, sensing danger, looks up and thinks, “Here we go again. Will he ever learn?” Rolling up into a perfect little ball, the hedgehog becomes a sphere of sharp spikes, pointing outward in all directions. The fox, bounding toward his prey, sees the hedgehog defense and calls off the attack. Retreating back to the forest, the fox begins to calculate a new line of attack. Each day, some version of this battle between the hedgehog and the fox takes place, and despite the greater cunning of the fox, the hedgehog always wins.
Berlin extrapolated from this little parable to divide people into two basic groups: foxes and hedgehogs. Foxes pursue many ends at the same time and see the world in all its complexity. They are “scattered or diffused, moving on many levels,” says Berlin, never integrating their thinking into one overall concept or unifying vision. Hedgehogs, on the other hand, simplify a complex world into a single organizing idea, a basic principle or concept that unifies and guides everything. It doesn’t matter how complex the world, a hedgehog reduces all challenges and dilemmas to simple—indeed almost simplistic—hedgehog ideas. For a hedgehog, anything that does not somehow relate to the hedgehog idea holds no relevance.
Princeton professor Marvin Bressler pointed out the power of the hedgehog during one of our long conversations: “You want to know what separates those who make the biggest impact from all the others who are just as smart? They’re hedgehogs.” Freud and the unconscious, Darwin and natural selection, Marx and class struggle, Einstein and relativity, Adam Smith and division of labor—they were all hedgehogs. They took a complex world and simplified it. “Those who leave the biggest footprints,” said Bressler, “have thousands calling after them, ‘Good idea, but you went too far!’ ”3
To be clear, hedgehogs are not stupid. Quite the contrary. They understand that the essence of profound insight is simplicity. What could be more simple than e = mc2? What could be simpler than the idea of the unconscious, organized into an id, ego, and superego? What could be more elegant than Adam Smith’s pin factory and “invisible hand?” No, the hedgehogs aren’t simpletons; they have a piercing insight that allows them to see through complexity and discern underlying patterns. Hedgehogs see what is essential, and ignore the rest.
Rabu, 03 Desember 2008
Senin, 01 Desember 2008
TANGGA KEPEMIMPINAN
TANGGA KEPEMIMPINAN
A. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin karena posisi
Karakter pemimpin karena Posisi :
1. Biasanya jadi pemimpin diposisi ini karena ditunjuk dan disahkan oleh suatu keputusan dari suatu organisasi.
2. Pengaruh sang pemimpin hanya terbatas pada wewenang yang telah ditetapkan dalam peraturan.
3. Ini adalah tingkat kepemimpinan yang paling rendah, dalam posisi ini memang dia punya wewenang , tetapi kepemimpinan sejati itu lebih dari sekedar memiliki wewenang . Kepemimpinan sejati adalah menjadi orang yang akan diikuti oleh pengikutnya dengan perasaan gembira , suka dan rela serta penuh keyakinan untuk mengikutinya.
Dalam keluarga misalnya .. pemimpin karena posisi adalah seperti seorang suami yang saat dinikahkan ..istrinya belum begitu mengenal suaminya , karena pernikahannya dijodohkan oleh orang tuanya ..seperti cerita siti nurbaya…begitu…
Sebagai pemimpin karena posisi , seorang suami memang betul punya hak dan wewenang untuk …ehem…ehem begitu he…he…
Tapi belum tentu sang istri mau mengikuti semua kemauan sang suami, belum tentu istri selamanya mau mengikuti semua keinginan suaminya dengan perasaan gembira dan senang hati.
Kalau sang suami tidak mau meningkatkan kemampuan kepemimpinannya maka suatu saat jika timbul suatu perselisihan , maka dengan mudah istrinya akan minta cerai.
Jika teman-teman jadi seorang pemimpin karena dipilih untuk menduduki suatu posisi , Jangan berlama-lama berada kepemimpinan pada tingkat ini …, semakin lama anda berada pada kemimpinan karena posisi , semakin banyak anak buah anda yang ingin keluar dari kepemiminan anda dan akan membuat semangat dan moral anak buah anda semakin rendah.
Jadi segeralah meningkatkan kepemimpinan anda ke pemimpin tingkat dua.
B. Pemimpin tingkat 2 :Pemimpin karena Hubungan timbal-balik
Kepemimpinan itu dimulai dari hati , dari hati nurani yang dalam bukan tumbuh dari logika di kepala . bukan logika seperti saya atasan anda bawahan . bawahan harus taat kepada atasan..bukan begitu.
Kepemimpinan itu tumbuh dengan baik karena hubungan timbal balik. Bukan karena adanya peraturan yang banyak dan mengikat sampai segala tingkah laku pengikut diatur dalam peraturan..
Seorang yang berada pada tingkat 2 kepemimpinan ini akan memimpin dengan hubungan timbal balik , agendanya bukan memberi perintah tapi memfokuskan pada perkembangan kemampuan bawahanya.
Ada sebuah pepatah yang menggambarkan kepemimpinan sejati yaitu :
“ Anda dapat mencintai seseorang tanpa memimpin-nya , TAPI ANDA TIDAK DAPAT MEMIMPIN ORANG TANPA MENCINTAI MEREKA.”
Ciri khas kepemimpinan tingkat 2 yang harus benar-benar dikuasai yaitu :
1.Memiliki cinta yang tulus kepada anak buah .
2.Membuat bawahan anda menjadi lebih sukses.
3.Mampu melihat lewat mata orang lain/mata bawahanya
4.Lebih mencintai orang daripada mencintai prosedur .
5.Selalu melakukan win-win solution .
Salah satu cara agar bisa memulai menjadi pemimpin tingkat ini adalah „belajarlah untuk bisa mendengar suara bawahan anda.“
Ada sebuah pepatah mengatakan “ Jika anda belajar mendengar maka kesempatan akan mengetuk pintu rumahmu dengan ketukan yang sangat lembut”.
Ada sebuah cerita „guyonan“ yang membuktikan ungkapan tersebut…begini ceritanya suatu hari ketika si A mencoba belajar mendengar…disebuah kost-kostsan, kebetulan saat itu Suasanannya sangat hening ..teman kamar sebelah si B sedang asik memutar musik dengan memakai headphone. Jadi tidak mengganggu keheningan dipagi hari tersebut . Tapi tiba-tiba ada bunyi ketukan lirih di pintu kamar Si B. .“tuk..tuk…”
Si A mencoba mengintip siapa yang mengetuk pintu …eh ternyata janda kembang diseberang rumah lagi membawa roti, sepertinya mau memberi roti untuk Si B sebelah kamar kost Si A…nah ini kesempatan …begitu kata si B yang lagi belajar mendengar . Si A tahu bahwa si B lagi asyik mendengarkan musik dengan headphone , jadi pasti dia lagi „budheg“.
Akhirnya si A bilang ke si janda kembang yang semlohai tersebut..bahwa si B lagi pergi kuliah, mungkin pulangnya sore begitu.., Kemudian Si A akhirnya menanyakan kepada si Janda kembang “ Apa ada yang bisa saya sampaikan ke si B.. ? si janda kembang bilang bahwa dia mau kirim roti ..buat si B .., si A bilang “boleh nanti saya sampaikan ..terus roti yang buat saya mana ? “ ..jawaban si janda kembang yang membuat si A terkejut ..oh mas mau roti juga ya ? ya ..sudah ini buat mas saja ..., eh ngomong-ngomong cewek yg sering kesini itu pacar mas ya, cepat-cepat si A jawab ..oh itu bukan pacar saya, itu temannya adik keponakan dari Om saya koq. Si A kemudian memberanikan diri untuk mengajak ngobrol Si Janda kedalam kamar kostnya ..tapi ternyata si dia bilang nanti malam saja, kuatir masakanya yang ditinggal nanti gosong
Jadi jelas kan dengan Cuma belajar mendengar saja si A sudah dapat kesempatan . sedang si yang lagi budeg dengan headphone kehilangan kesempatan..! dan Kalau dilanjutkan ceritanya ..si A ..malamnya ..pasti dikasih ehm—ehm begitu …maksudnya kasih roti lebih banyak lagi ..begitu..he..he jangan jorok ya mikirnya.
Itu sekedar cerita guyonan …jangan dianggap benaran lho..yang penting kalau kita mau belajar mendengar ..kita akan dapat mendapatkan kesempatan lebih banyak daripada orang yang tidak mau mendengar …he..he
C. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin karena Hasil
Ditingkat kepemimpinan ini , orang-orang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan . mereka bertemu untuk berorientasi pada hasil.
Tingkat kepemimpinan ini ditandai dengan laba yang terus meningkat. Kebutuhan semua orang dalam organisasi terpenuhi. Pertumbuhan organisasi ini akan menjadi momentum yang besar . Memimpin dan mempengaruhi orang pada tingkat ini adalah menyenangkan. Semua Masalah diselesaikan dengan usaha yang minimum. Setiap orang beorientasi pada hasil.
Untuk menjadi perhatian..! jangan mencoba melompati tingkat kepemimpinan ..seperti misalnya melompat dari kepemimpinan tingkat 1 langsung loncat ke tingkat kepemimpinan 3 tanpa melewati tingkat 2 !!, misalnya seorang suami setelah menjadi pemimpin tingkat 1 karena pernikahan , kemudian langsung lompat ketingkat 3 dengan menyediakan materi yang berlebih kepada istrinya , dengan mengabaikan hubungan timbal balik yang bisa menyatukan seluruh anggota keluarga . Karena karirnya yang luarbiasa sibuk mengakibatkan jarang bertemu dan jarang mempunyai waktu yang cukup buat keluarga. Akhirnya istrinya yang JABLAY mencari kompensasi dengan sering keluar rumah, akhirnya ribut dan keluarga itu akhirnya tercerai berai . Jadi setiap tingkat-tingkat kepemimpinan harus dilalui dan tetap terus dipelihara.
Ibarat tangga apabila tingkat kepemimpinan yang dibawah hilang maka runtuhlah semua tingkat kepemimpinan diatasnya .
D.Tingkat 4 : Kepemimpinan karena Pengembangan SDM.
Seorang pemimpin besar lahir bukan karena kekuasanya, tetapi karena kemampuanya memberdayakan orang lain.
Sukses tanpa penerus adalah kegagalan. Tanggung jawab seorang pemimpin adalah mengembangkan orang lain untuk melakukan pekerjaan . Pemimpin sejati dapat dikenali dari anak buahnya yang secara konsisten menunjukkan kerja superior.
Loyalitas kepada pemimpin mencapai puncak paling tinggi ketika para pengikut secara pribadi tumbuh lewat bimbingan pemimpin. Pada kepemimpinan tingkat satu pengikut mau mengikuti karena tugas , pada tingkat 2 pengikut menyukai pemimpinya, pada tingkat 3 pengikut sangat mengagumi peminpinnya, pada tingkat 4 pengikuti loyal kepada pemimpinnya..mengapa ? karena pemimpin tingkat 4 telah merebut hati anak buahnya dengan membantu mereka tumbuh secara pribadi.
E. Tingkat 5,:kepemimpinan tingkat tertinggi: Kepemimpinan karena kehadiran pribadi
Pada umumnya kita semua belum sampai pada tingkat ini . hanya kepemimpinan yang terbukti sepanjang hidup akan membuat seorang pemimpin berada tingkat 5. Pemimpin ini akan dikenang sepanjang masa oleh pengikutnya. Setiap perintahnya akan diikuti secara loyal oleh pengikutnya , walaupun sang pemimpin tidak berada didekatnya , atau bahkan tetap diikuti perintahnya walaupun sang pemimpin sudah tidak ada.
Pemimpin seperti ini mempunyai kesenangan membimbing pengikutnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Sang pemimpin menghabiskan waktu bertahun-tahun membimbing dan mencetak pemimpin lainnya. Semua pengikutnya loyal dan bersedia mengorbankan dirinya demi sang pemimpin.
Begitulah kira-kira 5 tingkat kepemimpinan …akhirnya …saya berharap kepada teman-teman dan saya sendir..jadilah pemimpin sejati , jangan jadi Boss. Boleh anda jadi boss kalau anda punya uang banyak . kalau anda gaji bawahan anda dari uang sendiri ..boleh anda bersikap sebagai boss.
Menjadi Boss itu gampang cukup dengan 2 peraturan saja , yaitu :
Peraturan pertama : Boss Tidak pernah salah
Peraturan kedua : Jika Boss salah , maka lihat peraturan pertama.
Kalau jadi pejabat jangan jadi Boss , jadilah pemimpin .
Boss menimbulkan rasa takut, Pemimpin menimbulkan semangat kerja.
A. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin karena posisi
Karakter pemimpin karena Posisi :
1. Biasanya jadi pemimpin diposisi ini karena ditunjuk dan disahkan oleh suatu keputusan dari suatu organisasi.
2. Pengaruh sang pemimpin hanya terbatas pada wewenang yang telah ditetapkan dalam peraturan.
3. Ini adalah tingkat kepemimpinan yang paling rendah, dalam posisi ini memang dia punya wewenang , tetapi kepemimpinan sejati itu lebih dari sekedar memiliki wewenang . Kepemimpinan sejati adalah menjadi orang yang akan diikuti oleh pengikutnya dengan perasaan gembira , suka dan rela serta penuh keyakinan untuk mengikutinya.
Dalam keluarga misalnya .. pemimpin karena posisi adalah seperti seorang suami yang saat dinikahkan ..istrinya belum begitu mengenal suaminya , karena pernikahannya dijodohkan oleh orang tuanya ..seperti cerita siti nurbaya…begitu…
Sebagai pemimpin karena posisi , seorang suami memang betul punya hak dan wewenang untuk …ehem…ehem begitu he…he…
Tapi belum tentu sang istri mau mengikuti semua kemauan sang suami, belum tentu istri selamanya mau mengikuti semua keinginan suaminya dengan perasaan gembira dan senang hati.
Kalau sang suami tidak mau meningkatkan kemampuan kepemimpinannya maka suatu saat jika timbul suatu perselisihan , maka dengan mudah istrinya akan minta cerai.
Jika teman-teman jadi seorang pemimpin karena dipilih untuk menduduki suatu posisi , Jangan berlama-lama berada kepemimpinan pada tingkat ini …, semakin lama anda berada pada kemimpinan karena posisi , semakin banyak anak buah anda yang ingin keluar dari kepemiminan anda dan akan membuat semangat dan moral anak buah anda semakin rendah.
Jadi segeralah meningkatkan kepemimpinan anda ke pemimpin tingkat dua.
B. Pemimpin tingkat 2 :Pemimpin karena Hubungan timbal-balik
Kepemimpinan itu dimulai dari hati , dari hati nurani yang dalam bukan tumbuh dari logika di kepala . bukan logika seperti saya atasan anda bawahan . bawahan harus taat kepada atasan..bukan begitu.
Kepemimpinan itu tumbuh dengan baik karena hubungan timbal balik. Bukan karena adanya peraturan yang banyak dan mengikat sampai segala tingkah laku pengikut diatur dalam peraturan..
Seorang yang berada pada tingkat 2 kepemimpinan ini akan memimpin dengan hubungan timbal balik , agendanya bukan memberi perintah tapi memfokuskan pada perkembangan kemampuan bawahanya.
Ada sebuah pepatah yang menggambarkan kepemimpinan sejati yaitu :
“ Anda dapat mencintai seseorang tanpa memimpin-nya , TAPI ANDA TIDAK DAPAT MEMIMPIN ORANG TANPA MENCINTAI MEREKA.”
Ciri khas kepemimpinan tingkat 2 yang harus benar-benar dikuasai yaitu :
1.Memiliki cinta yang tulus kepada anak buah .
2.Membuat bawahan anda menjadi lebih sukses.
3.Mampu melihat lewat mata orang lain/mata bawahanya
4.Lebih mencintai orang daripada mencintai prosedur .
5.Selalu melakukan win-win solution .
Salah satu cara agar bisa memulai menjadi pemimpin tingkat ini adalah „belajarlah untuk bisa mendengar suara bawahan anda.“
Ada sebuah pepatah mengatakan “ Jika anda belajar mendengar maka kesempatan akan mengetuk pintu rumahmu dengan ketukan yang sangat lembut”.
Ada sebuah cerita „guyonan“ yang membuktikan ungkapan tersebut…begini ceritanya suatu hari ketika si A mencoba belajar mendengar…disebuah kost-kostsan, kebetulan saat itu Suasanannya sangat hening ..teman kamar sebelah si B sedang asik memutar musik dengan memakai headphone. Jadi tidak mengganggu keheningan dipagi hari tersebut . Tapi tiba-tiba ada bunyi ketukan lirih di pintu kamar Si B. .“tuk..tuk…”
Si A mencoba mengintip siapa yang mengetuk pintu …eh ternyata janda kembang diseberang rumah lagi membawa roti, sepertinya mau memberi roti untuk Si B sebelah kamar kost Si A…nah ini kesempatan …begitu kata si B yang lagi belajar mendengar . Si A tahu bahwa si B lagi asyik mendengarkan musik dengan headphone , jadi pasti dia lagi „budheg“.
Akhirnya si A bilang ke si janda kembang yang semlohai tersebut..bahwa si B lagi pergi kuliah, mungkin pulangnya sore begitu.., Kemudian Si A akhirnya menanyakan kepada si Janda kembang “ Apa ada yang bisa saya sampaikan ke si B.. ? si janda kembang bilang bahwa dia mau kirim roti ..buat si B .., si A bilang “boleh nanti saya sampaikan ..terus roti yang buat saya mana ? “ ..jawaban si janda kembang yang membuat si A terkejut ..oh mas mau roti juga ya ? ya ..sudah ini buat mas saja ..., eh ngomong-ngomong cewek yg sering kesini itu pacar mas ya, cepat-cepat si A jawab ..oh itu bukan pacar saya, itu temannya adik keponakan dari Om saya koq. Si A kemudian memberanikan diri untuk mengajak ngobrol Si Janda kedalam kamar kostnya ..tapi ternyata si dia bilang nanti malam saja, kuatir masakanya yang ditinggal nanti gosong
Jadi jelas kan dengan Cuma belajar mendengar saja si A sudah dapat kesempatan . sedang si yang lagi budeg dengan headphone kehilangan kesempatan..! dan Kalau dilanjutkan ceritanya ..si A ..malamnya ..pasti dikasih ehm—ehm begitu …maksudnya kasih roti lebih banyak lagi ..begitu..he..he jangan jorok ya mikirnya.
Itu sekedar cerita guyonan …jangan dianggap benaran lho..yang penting kalau kita mau belajar mendengar ..kita akan dapat mendapatkan kesempatan lebih banyak daripada orang yang tidak mau mendengar …he..he
C. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin karena Hasil
Ditingkat kepemimpinan ini , orang-orang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan . mereka bertemu untuk berorientasi pada hasil.
Tingkat kepemimpinan ini ditandai dengan laba yang terus meningkat. Kebutuhan semua orang dalam organisasi terpenuhi. Pertumbuhan organisasi ini akan menjadi momentum yang besar . Memimpin dan mempengaruhi orang pada tingkat ini adalah menyenangkan. Semua Masalah diselesaikan dengan usaha yang minimum. Setiap orang beorientasi pada hasil.
Untuk menjadi perhatian..! jangan mencoba melompati tingkat kepemimpinan ..seperti misalnya melompat dari kepemimpinan tingkat 1 langsung loncat ke tingkat kepemimpinan 3 tanpa melewati tingkat 2 !!, misalnya seorang suami setelah menjadi pemimpin tingkat 1 karena pernikahan , kemudian langsung lompat ketingkat 3 dengan menyediakan materi yang berlebih kepada istrinya , dengan mengabaikan hubungan timbal balik yang bisa menyatukan seluruh anggota keluarga . Karena karirnya yang luarbiasa sibuk mengakibatkan jarang bertemu dan jarang mempunyai waktu yang cukup buat keluarga. Akhirnya istrinya yang JABLAY mencari kompensasi dengan sering keluar rumah, akhirnya ribut dan keluarga itu akhirnya tercerai berai . Jadi setiap tingkat-tingkat kepemimpinan harus dilalui dan tetap terus dipelihara.
Ibarat tangga apabila tingkat kepemimpinan yang dibawah hilang maka runtuhlah semua tingkat kepemimpinan diatasnya .
D.Tingkat 4 : Kepemimpinan karena Pengembangan SDM.
Seorang pemimpin besar lahir bukan karena kekuasanya, tetapi karena kemampuanya memberdayakan orang lain.
Sukses tanpa penerus adalah kegagalan. Tanggung jawab seorang pemimpin adalah mengembangkan orang lain untuk melakukan pekerjaan . Pemimpin sejati dapat dikenali dari anak buahnya yang secara konsisten menunjukkan kerja superior.
Loyalitas kepada pemimpin mencapai puncak paling tinggi ketika para pengikut secara pribadi tumbuh lewat bimbingan pemimpin. Pada kepemimpinan tingkat satu pengikut mau mengikuti karena tugas , pada tingkat 2 pengikut menyukai pemimpinya, pada tingkat 3 pengikut sangat mengagumi peminpinnya, pada tingkat 4 pengikuti loyal kepada pemimpinnya..mengapa ? karena pemimpin tingkat 4 telah merebut hati anak buahnya dengan membantu mereka tumbuh secara pribadi.
E. Tingkat 5,:kepemimpinan tingkat tertinggi: Kepemimpinan karena kehadiran pribadi
Pada umumnya kita semua belum sampai pada tingkat ini . hanya kepemimpinan yang terbukti sepanjang hidup akan membuat seorang pemimpin berada tingkat 5. Pemimpin ini akan dikenang sepanjang masa oleh pengikutnya. Setiap perintahnya akan diikuti secara loyal oleh pengikutnya , walaupun sang pemimpin tidak berada didekatnya , atau bahkan tetap diikuti perintahnya walaupun sang pemimpin sudah tidak ada.
Pemimpin seperti ini mempunyai kesenangan membimbing pengikutnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Sang pemimpin menghabiskan waktu bertahun-tahun membimbing dan mencetak pemimpin lainnya. Semua pengikutnya loyal dan bersedia mengorbankan dirinya demi sang pemimpin.
Begitulah kira-kira 5 tingkat kepemimpinan …akhirnya …saya berharap kepada teman-teman dan saya sendir..jadilah pemimpin sejati , jangan jadi Boss. Boleh anda jadi boss kalau anda punya uang banyak . kalau anda gaji bawahan anda dari uang sendiri ..boleh anda bersikap sebagai boss.
Menjadi Boss itu gampang cukup dengan 2 peraturan saja , yaitu :
Peraturan pertama : Boss Tidak pernah salah
Peraturan kedua : Jika Boss salah , maka lihat peraturan pertama.
Kalau jadi pejabat jangan jadi Boss , jadilah pemimpin .
Boss menimbulkan rasa takut, Pemimpin menimbulkan semangat kerja.
Ilmu silat uang
Apakah Anda ingin mendapatkan uang yang banyak? atau meningkatkan usaha anda sehingga menghasilkan uang yang berlipat ganda? Apakah Anda ingin berpenghasilan tak terbatas?
Itu adalah pertanyaan yang menggambarkan sebagian cara seseorang untuk meraih kebahagiaan finansial.
Tetapi pertanyaan itu hanya berfokus pada bagaimana kita meningkatkan penghasilan.
Padahal untuk meraih bebas finansial diperlukan 3 ilmu sekaligus :
1. Ilmu mengendalikan uang,
2. Ilmu menghasilkan uang,
3. Ilmu menyimpan uang.
Kalau dalam dunia persilatan, ada tiga ilmu yang utama : kuda-kuda, jurus pukulan dan tangkisan, dan tenaga dalam.
Kuda-kuda kendali diri
Kebanyakan orang dalam tujuan meraih kekayaan mengandalkan kenaikan penghasilan. Apakah cara ini dijamin berhasil? Tidak. Justru ilmu pertama yang perlu dikuasai adalah ilmu pengelolaan keuangan. Kalau dalam silat, inilah yang disebut ‘kuda-kuda’.
Semua perguruan silat saat pertama kali melatih anggota baru berfokus pada mengajarkan kuda-kuda. Percuma punya jurus pukulan sakti, percuma juga punya tenaga dalam yang hebat, selama kuda-kudanya lemah seseorang akan terpelating dan terluka oleh jurusnya sendiri.
Demikian pula dalam mengelola uang, yang pertama kali diajarkan haruslah ilmu mengelola uang sedemikian rupa sehingga berapapun uang yang Anda miliki akan bisa cukup untuk memnuhi kebutuhan Anda. Kalau ilmu yang ini belum dikuasai, maka berapapun penghasilan Anda akan tetap kurang dan nombok di akhir bulan.
Sedemikian pentingnya ilmu kuda-kuda ini sehingga bila seseorang sungguh-sungguh ingin menguasai ilmu menjadi kaya, maka yang perlu dipelajari pertamakali adalah ilmu pengendalian uang ini.
Jurus penghasilan
Setelah mempunyai dasar pengelolaan uang yang cukup baik (dibuktikan dengan cukupnya penghasilan Anda dan bebas hutang), maka ilmu berikutnya yaitu jurus pukulan dan tangkisan baru layak dikuasai. Ilmu ini adalah berbagai kiat untuk bisa menghasilkan ‘massive income’, yaitu pendapatan yang besar, yang bisa menyisakan tabungan setelah dikurangi dengan keperluan rutin sehari-hari. Ada berbagai kita, ada berbagai jurus, ada berbagai jenis pukulan sakti yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Setiap orang tentunya perlu mempunyai satu dua jurus pamungkas, selain jurus-jurus standar dalam mencari penghasilan.
Apakah dalam pekerjaan Anda sekarang, Anda sudah punya jurus pamungkas? Kita bisa evaluasi dengan seberapa cepat dan sering kita bisa mendapatkan penghasilan yang relatif cukup besar. Kalau selama ini penghasilannya relatif stabil (dan kecil), berarti belum menemukan jurus sakti pamungkas.
Tenaga dalam investasi
Puncak dari ilmu silat akhirnya adalah tenaga dalam. Percuma juga punya kuda-kuda yang benar, jurus yang bagus, tapi tidak punya tenaga dalam. Tenaga dalam di keuangan adalah ilmu invetasi yang akan memberikan Anda penghasilan pasif. Ini seakan-akan membangun tenaga dalam yang akan membuat silat Anda makin dahsyat. Ini juga seakan ilmu pernafasan menyimpan nyawa, yang akan membuat Anda bisa bangkit kembali setelah kalah telak dalam sebuah pertempuran.
Ibaratnya, andai Anda mendapat musibah berupa PHK, atau mengalami sakit dan kecelakaan, atau memang pensiun, maka penghasilan dari investasi inilah yang akan menyelamatkan Anda. Ibaratnya, setelah makin tua dan fisik makin lemah, maka pesilat tangguh akan tetap hebat jika memiliki tenaga dalam yang hebat.
* * *
Jadi kita perlu memiliki 3 ilmu sekaligus, yaitu kuda-kuda, jurus sakti, dan tenaga dalam. Urutannya pun demikian. Mula-mula pelajari dulu hingga mahir tentang kuda-kuda kendali uang. Kemudian tingkatkan untuk menguasai jurus sakti penghasilan. Lalu amankan hari tua Anda dengan menghidupkan tenaga dalam investasi.
Itu adalah pertanyaan yang menggambarkan sebagian cara seseorang untuk meraih kebahagiaan finansial.
Tetapi pertanyaan itu hanya berfokus pada bagaimana kita meningkatkan penghasilan.
Padahal untuk meraih bebas finansial diperlukan 3 ilmu sekaligus :
1. Ilmu mengendalikan uang,
2. Ilmu menghasilkan uang,
3. Ilmu menyimpan uang.
Kalau dalam dunia persilatan, ada tiga ilmu yang utama : kuda-kuda, jurus pukulan dan tangkisan, dan tenaga dalam.
Kuda-kuda kendali diri
Kebanyakan orang dalam tujuan meraih kekayaan mengandalkan kenaikan penghasilan. Apakah cara ini dijamin berhasil? Tidak. Justru ilmu pertama yang perlu dikuasai adalah ilmu pengelolaan keuangan. Kalau dalam silat, inilah yang disebut ‘kuda-kuda’.
Semua perguruan silat saat pertama kali melatih anggota baru berfokus pada mengajarkan kuda-kuda. Percuma punya jurus pukulan sakti, percuma juga punya tenaga dalam yang hebat, selama kuda-kudanya lemah seseorang akan terpelating dan terluka oleh jurusnya sendiri.
Demikian pula dalam mengelola uang, yang pertama kali diajarkan haruslah ilmu mengelola uang sedemikian rupa sehingga berapapun uang yang Anda miliki akan bisa cukup untuk memnuhi kebutuhan Anda. Kalau ilmu yang ini belum dikuasai, maka berapapun penghasilan Anda akan tetap kurang dan nombok di akhir bulan.
Sedemikian pentingnya ilmu kuda-kuda ini sehingga bila seseorang sungguh-sungguh ingin menguasai ilmu menjadi kaya, maka yang perlu dipelajari pertamakali adalah ilmu pengendalian uang ini.
Jurus penghasilan
Setelah mempunyai dasar pengelolaan uang yang cukup baik (dibuktikan dengan cukupnya penghasilan Anda dan bebas hutang), maka ilmu berikutnya yaitu jurus pukulan dan tangkisan baru layak dikuasai. Ilmu ini adalah berbagai kiat untuk bisa menghasilkan ‘massive income’, yaitu pendapatan yang besar, yang bisa menyisakan tabungan setelah dikurangi dengan keperluan rutin sehari-hari. Ada berbagai kita, ada berbagai jurus, ada berbagai jenis pukulan sakti yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Setiap orang tentunya perlu mempunyai satu dua jurus pamungkas, selain jurus-jurus standar dalam mencari penghasilan.
Apakah dalam pekerjaan Anda sekarang, Anda sudah punya jurus pamungkas? Kita bisa evaluasi dengan seberapa cepat dan sering kita bisa mendapatkan penghasilan yang relatif cukup besar. Kalau selama ini penghasilannya relatif stabil (dan kecil), berarti belum menemukan jurus sakti pamungkas.
Tenaga dalam investasi
Puncak dari ilmu silat akhirnya adalah tenaga dalam. Percuma juga punya kuda-kuda yang benar, jurus yang bagus, tapi tidak punya tenaga dalam. Tenaga dalam di keuangan adalah ilmu invetasi yang akan memberikan Anda penghasilan pasif. Ini seakan-akan membangun tenaga dalam yang akan membuat silat Anda makin dahsyat. Ini juga seakan ilmu pernafasan menyimpan nyawa, yang akan membuat Anda bisa bangkit kembali setelah kalah telak dalam sebuah pertempuran.
Ibaratnya, andai Anda mendapat musibah berupa PHK, atau mengalami sakit dan kecelakaan, atau memang pensiun, maka penghasilan dari investasi inilah yang akan menyelamatkan Anda. Ibaratnya, setelah makin tua dan fisik makin lemah, maka pesilat tangguh akan tetap hebat jika memiliki tenaga dalam yang hebat.
* * *
Jadi kita perlu memiliki 3 ilmu sekaligus, yaitu kuda-kuda, jurus sakti, dan tenaga dalam. Urutannya pun demikian. Mula-mula pelajari dulu hingga mahir tentang kuda-kuda kendali uang. Kemudian tingkatkan untuk menguasai jurus sakti penghasilan. Lalu amankan hari tua Anda dengan menghidupkan tenaga dalam investasi.
Langganan:
Postingan (Atom)