Rabu, 11 Desember 2013

KEMOTERAPI

KEMOTERAPI
Pengertian
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.
Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :
a.  Antibiotika

b.  Sulfonamida

c.  Anti Parasitik.
d.  Anti virus
e.  Anti neoplastika (sitostatika)
f.   Lain-lain
-   Anti TBC
-   Anti Lepra
A.    Antibiotika
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey.      Kemudian banyak zat  dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.      Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
Efek samping
Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
1.       Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan  terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
2.       Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3.       Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital.
Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi.  Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.
Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya
Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :
1.       Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow  spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2.       Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif.  Contohnya   ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.
Kelompok antibiotika
Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:
  1. Golongan Penisilin
  2. Golongan Sefalosforin
  3. Golongan Aminoglikosida
  4. Golongan Kloramfenikol
  5. Golongan Tetrasiklin
  6. Golongan Makrolida
  7. Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
  8. Golongan Lain – Lain
Spesialite :
1. Golongan Penicillin (golongan beta laktam)
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Benzyl Penicillin Procaine Penicillin-G
Vial 20 ml : 3.000.000 unit
Meiji
2. Penisilin V( Phenoxymethyl Penicillin ) FenocinOspen 125 mg / tablet250 mg / tablet,250 mg / 5mlsyr. Dumex Alph.Biochemie / KF
3. Ampisilin PenbritinKalpicillinOmnipen 100mg;250 mg;500 mg;1g/ vial250 mg, 500 mg / kapsul 125mg/5mlsyr.,250ml/5ml syr.Forte,125mg/ tab.ped.
500 mg / kaplet ;
250 mg, 500 mg, 1 g/vial
250 mg, 500 mg / kapsul ;
125 mg / 5ml syr. ;
250 mg / 5ml syr. Forte
BeechamKalbe FarmaWyeth
3. Ampisilin Viccillin 250 mg, 500 mg, 1g / vial ;250 mg, 500 mg/ kapsul ;125 mg / 5ml syr.; 250 mg / 5ml syr. forte Meiji
4. Amoksisilin Amoxil 250 mg,500mg/kapsul ;250 mg, 1g/tablet; 125mg/5ml syr.;250 mg/5mlsyr Forte ; 125 mg/1,25 ml drops;
500 mg, 1 g / vial injeksi
Beecham


TopcillinOspamox 250mg/kapsul;500mg,1g kaplet;125 mg / 5ml syr. 250mg/5mlsyr. Forte
125 mg, 250 mg / 5ml syr.;
100mg/mldrops; 250mg/kapsul;
500 mg, 750 mg, 1g/ tablet
DankosBiochemie
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
5. Co-amoxyclav(Amoksisilin + As.clavulanat ) AugmentinClavamox Per tablet :Amoxycillin 250mg(500mg)As.clavulanat 125mg(125mg) Tiap 5ml syr./ syrop forte :
Amoxycillin 250mg(500mg)
As.clavulanat 31,25mg
(62,5 mg )
Tiap vial injeksi :
Amoxycillin 500mg(1g)
As.clavulanat 100mg(200mg)
BeechamKalbe Farma
6. Sultamicillin( Ampicillin +  Sulbactam ) Unasyn Per tablet :Ampicillin 220 mgsulbaktam 147 mg Pfizer
7. Kloksasilin IkacloxMeixam 250 mg, 500 mg / kapsul125mg/5mlsyr.;250mg,500mg/vial 250 mg, 500 mg / kapsul
250 mg, 500 mg, 1g / vial
Ika PharmindoMeiji
2.       Golongan Sefalosporin  (golongan beta laktam)
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Sefadroksil DuricefCefat 125mg/ 5ml suspensi;250 mg / 5ml susp. Forte;250 mg, 500mg / kapsul 1g / kaplet
250 mg, 500 mg / kapsul
Bristol – Myers SquibSanbe Farma
2. Sefotaksim Claforan 0,5g, 1g, 2g / vial Hoechst
3. Sefaleksin Tepaxin 250 mg / kapsul Takeda
4 Sefriakson Rocephin 250 mg, 500 mg, 1g / vial Roche
5. Sefradin Velosef 250 mg, 500 mg / kapsul;1000 mg / tablet;500mg, 1g / vial ; 125 mg / 5 ml suspensi ;
25 0 mg / 5 ml susp.forte
Bristol-Myers Squib
6. Sefuroksim Zinnat 1g / vial Glaxo-Wellcome
3.       Golongan Aminoglikosida
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Gentamisin Sulfat Garamycin 20mg, 80mg, 120 mg / vial 2 ml60mg/1,5 ml ampul Schering
2. Amikasin Amikin 200mg, 500mg, 1g / vial B-M-S
3. Kanamisin Sulfat Kanamycin Meiji 500mg, 1g, 2g / vial250 mg / kapsul Meiji
4. Neomisin Sulfat Neobiotic 250 mg / tablet Bernofarm
5. Streptomosin Streptomycin Meiji 1g, 1,5g, 5g / vial Meiji
6. Framisetin Sofra-TulleDaryant-Tulle Kassa pembalut steril Darya Varia
4.       Golongan Kloramfenikol
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Kloramfenikol ColmeChloramex
Enkacetyn
Kalmicetin
250 mg /kapsul125 mg / 5 ml syr. InterbatDumex AlpharmaKimia Farma Kalbe Farma
2. Tiamfenikol UrfamycinThiamycinThiambiotic 250 mg, 500 mg / kapsul100 mg / 5 ml syrup ZambonInterbatPrafa
5.       Golongan Tetrasiklin
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Tetrasiklin DumocyclineSupertetraTetrin 250 mg / kapsul Dumex Alph.Darya-VariaInterbat
2. Doksisiklin VibramycinDumoxin 50 mg, 100 mg/kapsul100mg, 150 mg / tablet PfizerDumex Alph.
3. Minosiklin HCl Minocin 50mg, 100 mg / kapsul50 mg / 5ml syr. Lederle
4. Oksitetrasiklin HCl Oxytetracycline Indo FarmaTerramycin Salep MataKapsul 250 mg, vial Indo FarmaPfizer
6.       Golongan Makrolida
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Eritromisin ErythrocinKalthrocinPharothrocin 250 mg / kapsul;250 mg (500mg)/tablet(forte)200 mg / tablet kunyah; 200mg/ 5ml suspensi
250 mg / 5ml susp.forte
100 mg/ 2,5ml drops
AbbotKalbe FarmaPharos
2. Spiramisin RovamycinSpiradan 500 mg / tablet250 mg / tablet pediatric125 mg / 5 ml syr. Rhone P.Dankos
3. Roxithromycin Rulid 150 mg, 300 mg / tablet100 mg / tablet pediatric Hoechst
4 Azithromycin ZithromaxZycin 250 mg, 500 mg /tablet200 mg / 5 ml suspensi250 mg / kapsul PfizerInterbat
7.       Golongan Quinolon
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Ciprofloxacin CiproxinBaquinor 100mg/50ml, 1200mg/100ml/ infus i.v.100mg, 250mg, 500mg, 750mg  / tablet 250mg(500mg)/tab. (forte) BayerSanbe Farma
2. Nalidixic Acid Negram 500 mg / tablet Sanofi
3. Ofloxacin Tarivid 200 mg, 400 mg / tablet2 mg / ml vial Kalbe / Daiichi
8.       Golongan Lain – Lain
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Klindamisin Hidroklorida Dalacin CNiladacinLando 150 mg, 300mg / kapsul;75 mg / 5 ml granul;150 mg / 2 ml ampul Up JohnNicholasPyridam
2. Kolistin Sulfat Colistine 250.000 IU, 1.500.000 IU/ tablet Dumex Alpharma
3. Metronidazol ElyzolFlagyl i.vNidazole 500 mg / tablet5 mg / ml infusa DumexRhone PovlencKalbe Farma
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
4. Lincomycin Lincocin 250 mg, 500mg / kapsul250 mg / 5ml syr.300 mg / ml vial Up John
5. Tinidazole FasigynFlatin 500 mg / tablet PfizerPrafa
6. Rifampicin Kalrifam 150mg, 300mg, 450mg, 600 mg / kapsul Kalbe Farma
B.    Sulfonamida
Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 – SO2NH R
Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi.
Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme  saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa :
H2N – C6H4 – COOH
Efek samping
Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan  sulfa perlu :
  • penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal.
  • minum air yang banyak  (minimum 1,5 liter / hari)
  • dengan membuat preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin,  sulfamerazin, sulfamezatin.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Sulfadiazin + Sulfamerazin + Sulfamezatin Trisulfa aaa  500 mg / tablet Kimia FarmaIndofarma
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
2. Sulfasetamida Natrium Albucid Tetes mata 10 %,Salep mata  6 % Nicholas
3. Kotrimoksazol(Trimetoprim + Sulfametoksazol) BactrimBactricid Per tablet Pediatric :TMP 20 mg, SMZ 100 mgPer tablet Adult : TMP 80 mg, SMZ 400 mg
Per tablet Forte :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
Syrup : TMP : 40 mg /5ml,
SMZ : 200 mg /5ml
Per tablet :
TMP 80 mg,SMZ 400 mg
Per tablet Pediatric :
TMP 20 mg,SMZ 100 mg
Per capsul :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
RocheSoho
C.    Antiparasitik
Antiparasitik  adalah obat – obat yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit.           Anti parasit dibagi menjadi empat  yaitu :
  1. Antimalaria
  2. Antiamuba
  3. Anticacing
  4. Antifungi
1.       Antimalaria
Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah demam berkala disertai menggigil, nyeri kepala dan nyeri otot, hati membesar  sehingga timbul rasa mual dan muntah, anemia.
Penggolongan obat antimalaria :
a)    Obat-obat pencegah / profilaktik
b)    Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum
c)    Obat-obat pencegah kambuh
d)    Obat – obat pembunuh gametosid
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Sulfadoksin + Pyrimetamin FansidarSuldox Per tablet :Sulfadoxine 500 mgPyrimethamine 250 mg RocheDumex
2. Klorokuin ResochinNivaquineMexaquin 250 mg / tablet100 mg, 300 mg / tablet5 mg/ml syr. 250 mg/ tablet BayerRhone P.Konimex
3. Kuinin Sulfat Tablet Kina 200 mg / tablet salut Kimia Farma
4. Euchinini /Quinini etilkarbonat Euchinin 100 mg / tablet Kimia Farma
2.       Antiamuba
Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.
Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba)
Spesilaite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Klorokuin Fosfat Lihat antimalaria

2. Metronidazol CorsagylFlagyl 250 mg, 500 mg/tablet250 mg / tablet500 mg / tablet forte 125 mg / 5ml suspensi
0,5g, 1g / supositoria
CorsaRhone P
3. Tinidazol Fasigyn 500 mg / tablet salut Pfizer
4. Nimorazol Naxogin 250 mg, 500 mg / tablet Pfizer
5. Secnidazol SentylFlagentyl 500 mg / kapsul500 mg / tablet Sunthi SempuriRhone P.
3.       Obat Anticacing
Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu.
Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan,  pucat (anemia) dan lain – lain.
Pencegahannya sebenarnya  mudah sekali yaitu :
  • Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan
  • Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll)
  • Mencuci tangan sebelum makanan.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Piperazin PiperacylUpixon 1g /5ml syrup BodeBayer
2. Mebendazol Vermox 500mg / tablet100mg /tablet kunyah20mg/ 5ml syrup Janssen
3.
Pirantel Pamoat
(Pyranteli Pamoas )
Combantrin 125mg, 250mg / tablet125mg, 250mg/5ml susp. Pfizer
4. Levamizol HCl Ascaridil 25mg, 50mg / tablet Janssen
5. Oxantel Pamoat + Pyrantel Pamoat Quantrel Oxant.P Pyr.PTablet     150mg      150mgSusp./ml    20mg       20mg Pfizer
6 Albendazol Helben 400mg/kaplet ; chew.tab, 200mg / 5ml syrup Mecosin
4.       Antifungi / Antijamur
Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :
  • Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)
  • Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Griseofulvin / Fulvicin FulcinGrivinMycostop 125mg(500mg)/tablet(forte)250mg / tablet ZenecaPhaprosZambon
2. Nistatin Mycostatin 500.000 IU /tablet100.000 IU /ml suspensi100.000 IU /g cream 100.000 IU / tab. vaginal Bristol-Myers Squib
3. Klotrimazol CanestenCanesten VTCanesten SD Cream 1% /5g,10g.Solutio 1% /10ml100mg / tablet vaginal 500mg / tablet vaginal Bayer
4. Ketokonazol Nizoral 200 mg / tablet Janssen
5. Mikonazol DaktarinMexoderm Cream 2%Bedak 2%Sabun Liquid  2% Cream 2 % JanssenKonimex
6. Itrakonazol Sporanox 100mg / kapsul Janssen
D.    Obat Antivirus
Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.
Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain  idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitis serta asiklovir.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Asiklovir ClinovirPoviral Cream 5 %Eye ointment 30mg/gCream  500mg/g PharosKalbe Farma
2. Methisoprinol Isoprinosine 500mg/tablet250mg/5ml syrup Darya – Varia
E.    Obat Antineoplastika (Antikanker)
Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan,  yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru;  plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat.
Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula  leukimia  atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen dan faktor genetika.
Pengobatan
Pengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain:
  1. Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker.
  2. Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker
  3. Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.

Efek Samping

Efek samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :
  • Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar resiko infeksi kuman.
  • Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.
  • Pembentukan sel-sel darah terhambat
  • Hiperurisemia
  • Terganggunya fungsi reproduksi
Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang  memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan.
Spesialite kemoterapi :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1. Doksorubisin Hidroklorida Adriamycin RD 10mg, 50mg/vial Carlo Erba
2. Fluorourasil Adrucil 250mg/5ml vial500mg/10ml vial Carlo erba
3. Bleomisin sulfat Bleocin 15mg/ampul Kalbe Farma
4. Sisplatin Cisplatin 10mg/ 20ml vial Kalbe Farma
5. Siklofosfamida Endoxan 200mg, 500mg,1g/vial Asta
6. Metotreksat Farmitrexat 2,5mg/tablet5mg, 50mg/ vial Carlo Erba
7. Sitarabin Erbabin 100 mg / ml vial Kalbe Farma
8. Vinkristin Sulfat Krebin 1mg/ml ampul Kalbe Farma
9. Vinblastin Sulfat Vinblatine Sulphate DBL 1mg/ml ampul Tempo Scan Pacific
F.    Lain – Lain
1.       Obat Anti TBC
Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah kelenjar, tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
  • Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
  • Perumahan yang tidak memenuhi syarat (ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
  • Kebersihan/hygiene
  • Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
  • Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.
  • Lewat makanan dan minuman
Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.
Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC.
Pengobatan
Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A.
Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi  INH, ethambutol dan rifampisin.
Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
  • Mencegah resistensi
  • Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.
  • Mengurangi efek samping.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1 Ethambutol CetabutolKalbutolEtibi 250 mg, 500 mg/tablet500 mg / tablet250 mg, 500 mg / tablet SohoKalbe FarmaRocella
2. IsoniazidIsoniazid + Vitamin B-6 IsonexINHPehadoxin 50 mg / 5 ml syr.50 mg , 100 mg / tabletPer tablet  : INH 100 mg,Vit.B6 10 mg DumexSohoPhapros

Isoniazid + Vitamin B-6 + Ethambutol InoxinIntam 6Meditam Per tablet :INH 400 mg,Vit.B610 mgPer tablet : INH 100 mg,Ethambutol 250 mg, Vit.B6 10 mg DexamedicaRhone PMedikon
NO. NAMA GENERIK& LATIN NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
.
Mycothambin- INH Forte Per tablet :INH 200 mg,Ethambutol 500 mg, Vit.B6 20 mg UAP
3. Pirazinamida PrazinaPezeta Ciba 500Pulmodex 500 mg / tablet PoncoCibaDexamedica
4. RifampicinRifampicin + INH RifampinRifamtibiRimactane Rimetazid
Ramicin-Iso
150 mg, 300 mg, 450 mg, 600 mg / kapsul450 mg, 600 mg/kapsul450 mg, 600 mg/ kapsul 20 mg / ml syr.
Per kapsul :
1.   Rifampicin 225 mg
INH 200 mg
2.   Rifampicin 450 mg
INH 300 mg
Per kapsul :
Rifampicin 500 mg
INH 150 mg
PharosSanbeBiochemie Biochemie
Westmont
5. Streptomisin Streptomycine Sulphate Injection 1g, 1,5g, 5g/ vial Meiji
2.       Obat Antilepra
Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.
Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan.
Pencegahan
Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah  seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan  yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.
Pengobatan
Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.
WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.
Efek samping
Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.
Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.
Spesialite :
NO. NAMA GENERIK NAMA DAGANG SEDIAAN PABRIK
1.2.3 Diamino Difenil Sulfon (DDS)ClofazimineRifampicin DapsonLampreneLihat obat TBC 100 mg / tablet50 mg & 100 mg / tablet IndofarmaNovartis

Fundamental Farmakologi


Fundamental FARMAKOLOGI

A.      Perkembangan Sejarah Obat
Yang di maksud dengan obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut   gejala-gejalanya.
Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba –coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia.
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan  sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.
Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif  yang terkandung dalam tanaman – tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris , atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker dari  Vinca Rosea.
Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya asetosal,  di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia,  fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang  sistematis dari obat-obat baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.
B.      Definisi dan Pengertian :
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis.  Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :
  1. 1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.
Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru  berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin  penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =  tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.
2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
3.  Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.

4. Farmakodinamika,  mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
  1. 5. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi  obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.
Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun racun, Paracelsus).
6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
Obat – obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam tiga golongan besar  sebagai berikut :
1.  Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.

2.  Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil – kecilnya terhadap organisme tuan rumah berkhasiat membunuh sebesar – besarnya terhadap sebanyak mungkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat – obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat – obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.

3.  Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam iod organik lainnya.

C.      Farmakope dan Nama Obat

Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat – obat penting serta persyaratannya akan identitas, kadar kemurnian, dan sebagainya, begitu pula metode analisa dan resep sediaan farmasi. Kebanyakan negara memiliki farmakope nasionalnya dan obat – obat resmi yang dimuatnya merupakan obat dengan nilai terapi yang telah dibuktikan oleh pengalaman lama atau riset baru. Buku ini diharuskan tersedia pada setiap apotik.
Telah dikeluarkan pada tahun 1962 (jilid I) disusul dengan jilid II (1965), yang mengandung bahan – bahan galenika dan resep. Farmakope Indonesia jilid I dan II telah direvisi menjadi Farmakope Indonesia Edisi II yang mulai berlaku sejak 12 November 1972. Pada tahun 1979 terbit Farmakope Indonesia Edisi III kemudian Farmakope Indonesia Edisi IV terbit pada tahun 1996.
Sebagai pelengkap Farmakope Indonesia, telah diterbitkan pula sebuah buku persyaratan mutu obat resmi yang mencakup zat, bahan obat, dan sediaan farmasi yang banyak digunakan di Indonesia, akan tetapi tidak dimuat dalam Farmakope Indonesia. Buku ini diberi nama Ekstra Farmakope Indonesia 1974 dan telah diberlakukan sejak 1 Agustus 1974 sebagai buku persyaratan mutu obat resmi di samping Farmakope Indonesia.
Di samping kedua buku persyaratan mutu obat resmi ini, pada tahun 1996 telah diterbitkan pula sebuah buku dengan nama Formularium Indonesia, yang memuat komposisi dari beberapa ratus sediaan farmasi yang lazim diminta di minta di apotik. Buku ini sudah direvisi pula dan edisi kedua dari buku ini telah diberlakukan per 12 November 1978 dengan nama Formularium Nasional.
Obat paten atau spesialite  adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindingi hukum, yaitu merk terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat paten dengan beraneka ragam nama yang setiap tahun dikeluakan oleh industri farmasi dan kekacauan yang diakibatkannya telah mendorong WHO untuk menyusun Daftar Obat dengan nama – nama resmi. Official atau generic name (nama generik) ini dapat digunakan disemua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Hampir semua farmakope sudah menyesuaikan nama obatnya dengan nama generik ini, karena nama kimia yang semula digunakan sering kali terlalu panjang dan tidak praktis. Dalam buku ini digunakan pula nama generik, untuk jelasnya di bawah ini diberikan beberapa contoh :

Nama Kimia

Nama Generik

Nama Paten

Asam asetilsalisilat Asetosal Aspirin (Bayer) Naspro (Nicholas)
Aminobenzil penisillin Ampisilin Penbritin (Beecham) Ampifen (Organon)

D.      Macam -Macam Sediaan Umum

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,macam – macam sediaan umum adalah sebagai berikut :
  1. 1.       Aerosol, adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru – paru ( aerosol inhalasi ).
  1. 2.       Kapsul , adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Digunakan  untuk pemakaian oral.
  1. 3.       Tablet , adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
  1. 4.       Krim, adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
  1. 5.       Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
  1. 6.       Ekstrak, adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang ditetapkan.
  1. 7.       Gel (Jeli), adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar , terpenetrasi oleh suatu cairan.
  1. 8.       Imunoserum, adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.
  1. 9.       Implan atau pelet, adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan ) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama.
10.   Infusa.  adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.
11.   Inhalasi, adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
  1. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit atau selaput lendir.
  1. Irigasi, larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga – rongga tubuh, penggunaan adalah secara topikal.
  1. Lozenges atau tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
  1. Sediaan obat mata :
a.   Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata.
b.   Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
16.   Pasta, adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat  yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
17.   Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
  1. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,  berupa serbuk yang dibagi – bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi (pulvis)
  1. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Terbagi atas :
    1. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral.  Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :
-      Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi
-      Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.
  1. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan topical paad kulit atau mukosa.
  1. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam telinga.
  1. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.
  1. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.
  2. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia
  1. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

E.      Cara – Cara Pemberian  Obat

Di samping faktor formulasi, cara pemberian obat turut menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemis (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien dan sifat – sifat fisika-kimia obat.
1.       Efek Sistemis
(a)   Oral, Pemberiannya melalui mulut
(b)   Oromukosal, Pemberian melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara yaitu :
  • Sublingual : Obat ditaruh di bawah lidah.
  • Bucal : Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
(c)   Injeksi, adalah pemberian obat secara parenteral atau di bawah atau menembus kulit / selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.
Macam – macam jenis suntikan :
  • Subkutan / hypodermal (s.c) : Penyuntikan di bawah kulit
  • Intra muscular (i.m) : Penyuntikan dilakukan kedalam otot
  • Intra vena (i.v) : Penyuntikan dilakukan di dalam pembuluh darah
  • Intra arteri (i.a) : Penyuntikan ke dalam pembuluh nadi (dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada penderita kanker hati)
  • Intra cutan (i.c) : Penyuntikan dilakukan di dalam kulit
  • Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas tulang belakang (sumsum tulang belakang)
  • Intra peritoneal : Penyuntikan ke dalam ruang selaput (rongga) perut.
  • Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung.
  • Intra pleural : Penyuntikan ke dalam rongga pleura
  • Intra articuler : Penyuntikan ke dalam celah – celah sendi.
(d)   Implantasi, Obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan di bawah kulit dengan alat                 khusus (trocar), digunakan untuk efek yang lama.
(e)   Rektal, pemberian obat melalui rectal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat yang mudah dirusak asam lambung.
(f)    Transdermal, cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap                        secara perlahan dan kontinue masuk ke dalam system peredaran darah, langsung ke                 jantung.
2.       Efek Lokal ( pemakaian setempat )
(a)   Kulit (percutan), obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit,                 bentuk obat salep, cream dan lotio
(b)   Inhalasi, Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan                         dapat terjadi pada selaput mulut, ternggorokkan danpernafasan
(c)   Mukosa Mata dan telinga, Obat ini diberikan melalui selaput / mukosa mata atau telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek.
(d)   Intra vaginal, obat diberikan melalui selaput lendir mukosa vagina, biasanya berupa                obat antifungi dan pencegah kehamilan.
(e)   Intra nasal, Obat ini diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan selaput              mukosa hidung yang membengkak, contohnya Otrivin.